Select Page

Ngawi – Jamasan pusaka meliputi dua buah tombak , Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta dua payung yakni Tunggul Wulung dan Tunggul Warono, berlangsung khidmat yang mengambil tempat di Pendopo Wedya Graha yang merupakan agenda tahunan jelang peringatan Hari jadi Kabupaten Ngawi yang ke-658 ( 19/7).

Ritual ini langsung dipimpin oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono dan diikuti oleh para Unsur Pimpinan Daerah (Unspinda) serta para staf dilingkungan Pemkab Ngawi dengan memakai pakaian adat kejawen yang berlangsung dengan khidmat. Jamasan pusaka yang merupakan warisan para pendiri Kabupaten Ngawi pada masanya itu dilakukan oleh sesepuh agung yang sudah cukup popular di bumi orek-orek yakni Ki Suharno Ilham.

Satu persatu pusaka yang cukup memiliki filosofi ini disiram dengan beberapa rupa kembang dan sesaji lainya dengan diikuti dengan kalimat mantra dari Ki Suharno Ilham yang didampingi para sesepuh yang tergabung dalam peguyuban Permadani (Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) Cabang Kabupaten Ngawi.

Sebelumnya pusaka Kabupaten Ngawi ini diboyong dari plangkanya yang ada didalam Pendopo Wedya Graha dengan dikawal oleh lima sesepuh yang dipimpin oleh Ki Sugito yang merupakan Ketua Permadani Cabang Ngawi. Suasana di Pendopo Wedya Graha makin sakral ketika lantunan gending pakurmatan tengah mengiringi jamasan pusaka khususnya Ketawang Ngawiyat dan Gending Boyong Basuki yang ditabuh oleh para pengrawit.

Seusai jamasan, ke empat pusaka diboyong lagi ke tempat semula seperti diketahui kedua tumbak dan dua payung tersebut konon peninggalan para adipati yang memegang kekuasaan di era zaman Majapahit.

“Memang setiap tahunya dilakukan jamasan pusaka milik kabupaten ini dan perlu diketahui bersama setiap lima tahun sekali pasti diadakan kirab pusaka menuju Ngawi Purba menuju Pendopo Wedya Graha seperti tahun lalu,” terang Bupati Ngawi. Selain itu dirinya menambahkan, jamasan pusaka merupakan bagian dari wujud melestarikan budaya Jawa yang adiluhung sehingga kedepanya para generasi muda akan tahu kebudayaan yang diwariskan oleh para leluhurnya.