Select Page

aa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur sangat perhatian terhadap perkembangan dan pelestarian budaya asli daerah khususnya wayang kulit. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya apresiasi Wayang kulit yang digelar di Alun Alun Kab.Ngawi, Kamis (30/4).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Jatim, Djarianto mengatakan dalam sambutanya, bahwa kegiatan apresiasi seni budaya merupakan kegiatan rutin yang digelar Pemprov Jatim. Kalau di Surabaya ada tempat mentas di Taman Budaya, untuk diluar Surabaya akan digelar di pendopo maupun alun alun. Djarianto menambahkan, pemprov tiap tahun menggelar Festival Dalang dalam rangka meningkatkan seni budaya di Jatim. Ke depan kegiatan akan dilaksanakan tiap tahun, sehingga memberi dampak positif bagi perkembangan seni budaya di Jatim.

Bupati Ngawi, Budi sulistyono dalam sambutanya mengatakan, hiburan wayang kulit digelar agar warga masyarakat senang dengan adanya pentas seni. Selain itu, Kanang (sapaan bupati Ngawi) mengucapkan “terima kasih kepada Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan apresiasi dan ruang terhadap seni dan budaya di Kab.Ngawi yang nantinya bisa menjadikan seniman-seniman daerah khususnya Ngawi untuk semakin berkembang dan membanggakan nama Kab.Ngawi”, Selain memberikan apresiasi terhadap kesenian dan budaya Budi sulistyono juga berharap kepada Pemerintah Jawa Timur utuk bisa juga mengaprsiasi di bidang pendidikan,kesehatan dan lain sebagainya. Bupati menambahkan, adanya apresiasi kesenian ini merupakan bentuk penghargaan seni wayang kulit, karena sebagai seni adiluhung mengandung pitutur luar biasa dan contoh bagi masyarakat.

Dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf dalam sambutan yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekda Prov Jatim, Sukardo pada malam Apresiasi Seni Wayang Kulit di Wagub mengatakan, roadshow dilakukan sebanyak dua belas kali kini berlanjut di Kab.Ngawi yang notabennya banyak melahirkan seniman-seniman yang hebat. Gus Ipul berharap, semoga adanya pagelaran seni wayang kulit dapat menjadikan masyarakat Ngawi jadi lebih makmur, jauh dari musibah dan semakin banyak rejekinya. Baginya, seni budaya di Ngawi harus terus ditingkatkan, karena Ngawi adalah kabupaten yang banyak menghasilkan bakat seniman yang nantinya bisa menjadi besar. Ia berharap, wayang kulit dapat dijadikan tontonan dan tuntunan dan menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan makmur.

Gus Ipul menambahkan, wayang merupakan puncak dari seni buadaya, karena seni wayang kulit paling kaya mengandung beberapa seni, yakni seni peran, seni suara, seni musik dan seni tutur. Selain itu, juga seni sastra, seni lukis, dan seni pahat. Ini sebagai perlambang bahwa seni budaya wayang kulit telah mempunyai banyak fungsi sebagai media penerangan, media pendidikan, media hiburan, dan media pemahaman filsafat. Orang nomer dua di Provinsi Jawa Timur ini juga bercerita, sejarah wayang kulit merupakan sejarah panjang. Sejak dulu, masyarakat sudah mengenal cerita Mahabarata maupun Ramayana. Sementara itu, masyarakat sejak ratusan tahun lalu juga sudah mengenal wayang dan sudah popoluer dengan berbagai bentuknya, seperti wayang krucil, maupun wayang tengkul dan lainnya. Artinya, jika di India ada Ramayana dan Mahabarata, di Indonesia ada wayang kulit yang tidak kalah kaya akan nilai sejarahnya. Oleh karena itu, Gus Ipul berharap wayang kulit sebagai miniatur atau etalasenya masyarakat Jawa, dapat menjadi apresiasi yang dapat lebih menguatkan komitmen akan pelestarian seni budaya khas Indonesia, sehingga membuat masyarakat Jawa Timur lebih makmur dan mandiri.

Wayang Kulit semalam suntuk merupakan bagian dari roadshow seni budaya yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Jatim. Wayang kulit digelar dengan dalang Ki Joko Widodo dari Kab.Ngawi.