Select Page

0133

Ngawi – Muhammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi periode 2014-2019 mampir di Rumah Dinas Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono tepatnya jam 13.00 WIB Kamis (14/5). Dalam kunjungan di Kabupaten Ngawi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di dampingi istri dan pejabat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kunjungan kali ini di bilang dadakan karena acara kunjungan resminya ada di Politeknik Negeri Madiun Kota Madiun.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah ini menggantikan Gusti Muhammad Hatta yang menjabat Menteri Riset dan Teknologi pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Muhammad Nasir yang lahir di Ngawi Desa Jambangan Kecamatan Paron mempunyai impian dan harapan ke depan untuk Kabupaten Ngawi, salah satunya Ngawi mempunyai Perguruan Tinggi Negeri. Mungkin bukan harapan pak Menteri saja Kabupaten Ngawi mempunyai PTN, akan tetapi harapan masyarakat Kabupaten Ngawi juga ingin mempunyai PTN.

Muhammad Nasir saat menemui Bupati Ngawi ada 2 pesan penting yang di sampaikan yaitu membahas PTN dan mengenalkan benih padi varietas unggul. Muhammad Nasir menjelaskan syarat yang utama dalam mendirikan PTN Pemerintah Daerah menyiapkan lahan seluas 30 hektar. Selain syarat tersebut melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi seperti UNIBRAW, UGM dan univertas yang bonafid.

Dalam kesempatan ini Muhammad Nasir memperkenalkan benih padi varietas unggul Yaitu Varietas Padi Sidenuk. Muhammad Nasir memberikan apresiasi kepada Batan yang terus memberikan kontribusi melalui teknologi nuklir untuk bidang pertanian, disamping manfaat nuklir di bidang energi dan kesehatan. “Dengan pemanfaatan teknologi nuklir mutakhir dalam pengayaan tanaman, Batan berhasil mengembangkan Sidenuk, varietas pagi dengan tiga keunggulan berupa masa tanam yang lebih singkat, hasil panen yang lebih banyak hingga 9 ton per hektar serta tahan hama wereng,” ujar Muhammad Nasir.

Muhammad Nasir menjelaskan, panen raya yang pernah di lakukan di Jawa Tengah merupakan salah satu contoh sukses program kerja Kemristekdikti, yaitu hilirisasi dan komersialisasi hasil riset. Tiga unsur triple helix dalam hal ini Pemerintah (Batan & Kemenristekdikti) yang menggandeng unsur swasta (PP Kerja) dan unsur akademik (Universitas Pembangunan Nasional Jogjakarta) berhasil mewujudkan hasil penelitian menjadi komoditas bisnis yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.” Jika petani dibantu dengan bibit unggul dan varietas hasil penelitian terkini, Insya Allah petani sejahtera dan cita-cita besar bangsa Indonesia, yaitu kembali menjadi negara swasembada beras dapat terwujud”, tegas M. Nasir.

Varietas Padi Sidenuk merupakan hasil penelitian Batan, dengan umur tanaman 103 hari dan potensi hasil 9,1 ton/ha GKG. Selain tekstur nasi yang pulen, keunggulan lain dari padi Sidenuk adalah tahan terhadap Wereng Batang Coklat biotipe 1, 2, dan biotipe 3. Padi sidenuk juga tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III serta cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.

Bupati Ngawi Budi Sulistyono merasa senang atas ke hadiran Muhammad Nasir sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kehadiran beliau merupakan salah satu program peningkatan pertanian dan peternakan di Kabupaten Ngawi. Dengan pengenalan Varietas Padi Sidenuk yang Satu hektar mampu hasilkan 10,1 ton kalau padi biasa hanya 6 ton dengan masa panen 96 hari kalau padi umum 120 hari, di harapkan Varietas Padi Sidenuk ini tumbuh subur di Kabupaten Ngawi. Bupati Ngawi juga mengapresiasikan rencana Pak Menteri akan melakukan merger pada PTN yang syarat utama harus mempunyai lahan sendiri, Pemerintah Kabupaten Ngawi siap menyiapkan lahan tersebut.