Select Page

89 Imigran Gelap Diamakan di Ngawi Dikirim ke MadiunSebanyak 89 imigran gelap asal Timur Tengah (Timteng) diamankan di Polres Ngawi. Para imigran gelap itu, merupakan hasil penangkapan tim gabungan Mabes Polri yang menangkap puluhan imigran itu saat berhenti di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, Sabtu (13/7/2013).

Namun karena lokasinya berada di Desa/Kecamatan Mantingan, akhirnya tim gabungan Mabes Polri berkoordinasi dengan Polda Jatim dan diteruskan ke Satuan Intelkam Polres Ngawi.

Kapolres Ngawi, AKBP Eddy Djunaedi mengatakan dari sebanyak 2 bus besar yang mengangkut para imigran itu berdasarkan pendataan awal terdapat 89 imigran gelap, 2 sopir dan 2 kru bus. Berdasarkan pendataan itu terdapat rincian sebanyak 50 orang lelaki, 21 orang perempuan, dan 18 orang anak-anak.

“Tugas kami hanya mengamankan dan mendata. Untuk selanjutnya bakal kami serahkan ke Kantor Imigrasi kelas II Madiun di Caruban, Kabupaten Madiun,” terangnya kepada Surya, Sabtu (13/7/2013).

Lebih jauh, Kapolres menjelaskan jika puluhan imigran gelap itu, bukan hanya berasal dari satu negara, akan tetapi dari berbagai negara di kawasan timur tengah yang membutuhkan suaka. Diantaranya mereka berasal dari Iran, Irak, dan Turki.
“Rencana mereka saat kami interogasi akan ke kepualauan kecil di Australia lewat dua jalur pantai yakni Trenggalek dan Malang,” imbuhnya.

Sedangkan para imigran ini, kata Kapolres berangkat dari dari Bogor, Jawa Barat. Rencananya, akan berhenti di wilayah Kabupaten Nganjuk.

“Sesampainya di Nganjuk, para imigran ini akan diangkut mengguakan truk. Kelompok mereka akan dibagi menjadi 2 bagian, yakni yang pertama menuju perairan pantai Prigi, Trenggalek dan sisanya kan dikirim ke pantai Balai Kambang, Malang untuk selanjutnya naik kapal sewaan dengan tujuan akhir ke kepulauan kecil di perairan Australia,” ungkapnya.

Sementara, Usai dilakukan pendataan, sebanyak 89 imigran gelap ini langsung diangkut menggunakan 2 bus dengan pengawalan super ketat oleh petugas munuju kantor Imigrasi Kelas II Madiun di Caruban, Kabupaten Madiun. Pasalnya, seringkali imigran gelap ini, melarikan diri dan emosi saat melihat dan menatap kamera foto maupun handycam.

“Semua dikirim ke kantor Imigrasi Madiun. Untuk 1 orang imigran perempuan yang sakit terpaksa harus dibawa ke RSUD dr Soeroto, Kabupaten Ngawi untuk mendapat perawatan karena menderita sakit,” pungkasnya.

Sementara, setibanya di Kantor Imigrasi Madiun, para imigran yang menjalankan ibadah puasa itu langsung melaksanakan berbuka bersama dengan menu makanan seadanyadan minuman seadanya. (tribunnews.com)