Select Page

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Ngawi serius mengembangkan padi organik. Bahkan kini telah dikembangkan sentra padi organik di Desa Guyung, Kecamatan Gerih. Lahan seluas 20 hektare dengan kapasitas produksi l00 ton gabah kering giling pun sudah disiapkan.

DPTPH juga ancang-ancang tahun depan padi organik khas Ngawi akan disertifikatkan. “Agar mendapat pengakuan nasional dan tidak diklaim daerah lain,” terang Kepala DPTPH Ngawi Marsudi, kemarin (6/12).

Menurut dia, budidaya beras organik kini lebih menjanjikan dibanding beras lokal. Selisih harga yang mencapai lebih dari tiga kali lipat di pasaran membuat sejumlah petani mulai tertarik menanamnya. “Guyung akan menjadi sentra padi organik karena petani di sana sangat antusias dan SDM nya memadai,” paparnya.

Pangsa pasar beras organik, lanjut dia, antara lain untuk konsumsi tenaga medis, dan warga kelas menengah. Belum lagi permintaan pasar nasional terus meningkat. “Sudah ada tawaran untuk dikirim ke luar daerah seperti Jakarta dan Bali,” ungkapnya.

Menurutnya, Ngawi berpotensi menjadi sentra beras organik lantaran mayoritas petani sudah mulai terbiasa menggunakan pupuk organik. Selain itu, petani Ngawi banyak yang menggunakah air bawah tanah sehingga tidak terkontaminasi zat-zat berbahaya. “Saya yakin tahun depan target 50 hektare lahan padi organik akan terwujud,” tegasnya. (jawapos-radarngawi)