Select Page

Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo berpesan kepada semua guru di Jawa Timur agar dalam mengajar selalu membekali murid dengan moral dan etika, sehingga generasi penerus bangsa ini bukan hanya cerdas secara akademik tetapi juga berakhlak mulia.
“Sebenarnya yang lebih penting itu bukan hanya kecerdasan tetapi moral dan etika. Jika dijaga maka generasi penerus kita punya karakter yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh,” kata Pakde Karwo pada Apel Akbar peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-67 Tahun 2012 di Taman Blambangan Kabupaten Banyuwangi, Minggu (25/11).
Bentuk penerapan moralitas dan etika, salah satunya saat mengajar guru mampu melibatkan hatinya, menyentuh dan memahami murid saat mengajar. “Guru yang baik adalah yang dapat menyentuh fisik dan hatinya murid, jangan diserahkan kepada internet atau website. Wujud nyatanya dapat dilihat pada pendidikan diniyah salafiyah, dimana para guru dapat menyentuh hati dan fisik para santrinya,” kata Pakde.
Keberhasilan guru dalam mendidik mampu mengantarkan anak didiknya menuju masa depan yang lebih baik. “Guru adalah basis terpenting pembangunan bangsa, maka selain mengajar dengan profesionalisme, guru juga harus mampu menyentuh moral anak didik dengan akhlak yang mulia,” pinta Pakde Karwo
Dalam kesempatan itu Pakde Karwo menyerahkan secara simbolis bantuan untuk siswa siswi yatim dan Guru Tidak Tetap (GTT) daerah terpencil wilayah banyuwangi. “Saya harap kekompakan yang ditunjukan PGRI banyuwangi dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan Jatim,” tuturnya.
Sementara Ketua PGRI Banyuwangi, Husin Matamin menuturkan, organisasi guru PGRI lahir dengan semangat untuk memperjuangkan mutu pendidikan dan nasib guru. Kini perjuangan itu mulai membuahkan hasil dengan semakin baiknya kesejahteraan guru. “Hal ini wajib diiringi dengan peningkatan profesionalitas agar kualitas pendidikan bagi murid semakin meningkat,” katanya.
Husin melanjutkan, untuk menjaga profesionalitas, mulai Januari 2013 para guru akan terikat dengan kode etik yang berlaku secara nasional. Kode etik ini selain demi menjaga kualitas pendidikan juga dapat melindungi kehormatan guru karena setiap pelanggaran guru akan diproses melalui Dewan Kehormatan Guru (DKG) sebelum ke pihak yang berwajib. “Kita berharap dengan kode etik maka dapat meminimalisir pelanggaran oleh guru serta dapat memacu para guru untuk meningkatkan kompetensinya,” ucap Husin Matamin.
Sementara itu Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, mengucapkan terimakasih, karena berkat dedikasi para guru, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi naik signifikan sebesar 72,8 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 68,8 persen. “Ini menunjukkan para pendidik melaksanakan tugasnya dengan baik,” kata Wabup.
Wabup juga menegaskan kembali tugas para pendidik yang mengemban misi mulia sebagai pembentuk pribadi yang unggul dan mulia. Untuk itu dia meminta agar para guru senantiasa mendidik para murid dengan ikhlas dan sepenuh hati. “Seperti pepatah Jepang, kemuliaan tugas guru lebih tinggi dari gunung yang paling tinggi dan lebih dalam dari laut terdalam,” ucap Wabup. (kominfo.jatimprov.go.id)