Select Page

KEDUNGGALAR – Tak cuma merusak ekosistem lingkungan, galian C yang kian marak mulai meresahkan warga. Lubang-lubang mengangga dengan kedalaman himngga 3-5 meter bisa membahayakan keselamatan. Apalagi musim penghujan seperti saat ini, air bisa menggenangi bekas galian itu.
Seperti lahan kosong di Dusun Munggur, Desa/Kecamatan Kedunggalar yang awal pekan lalu menewaskan Andika bocah berusia 7 tahun. “Ya resah. Lubangnya cukup dalam. Apalagi yang bagian tengah orang dewasa sekalipun bisa tenggelam,” terang Parmi salah seorang warga sekitar kepada koran ini.
Sudah lebih dari dua bulan terakhir ini pengerukan tanah di lahan bekas perkebunan pohon jati beroperasi. Pengerukan tidak manual lagi, melainkan menggunakan mesin pengeruk modern atau backhoe. Tempo sehari saja puluhan truk dump lalu lalang di jalan desa yang permukaan aspalnya sudah mengelupas tersebut. “Kalau beroperasi ya ramai truk yang mengangkut tanah urug dari lokasi pengerukan,” paparnya.
Yang menjadi keluhan warga, bekas galian itu dibiarkan menganga begitu saja. Tanpa dilakukan pengurukan untuk pemerataan permukaan tanah. Itu yang menyebabkan bekas galian menyerupai kolam-kolam penampung air hujan. “Kalau kering tidak apa-apa. Tapi kalau sudah terisi air hujan bisa berbahaya,” jelasnya.
Seperti peristiwa tragis yang dialami Andika, siswa kelas 1 sekolah dasar ini. Nyawanya tidak bisa tertolong saat mandi bersama teman-temannya di lubang bekas galian C tersebut. Korban tenggelam lantaran tidak bisa berenang. “Mungkin saja dikira hanya setengah meter saja. Jadi anak-anak banyak yang bermain di lokasi itu,” ungkapnya.
Lutfi Mujahidin, kepala Satpol PP menjelaskan, pihaknya sudah menerjunkan sejumlah personel untuk memeriksa perizinan pengoperasian. Bila nantinya diketahui ilegal, galian yang berada di pinggir sungai itu akan ditutup. “Wajar bila ada keresahan dari warga sekitar yang berdekatan dengan galian C. Sebab bekas kerukan sangat berbahaya bagi anak-anak,” katanya.
Lokasi-lokasi galian liar, tambah dia, kebanyakan berada di daerah perbukitan. Salah satunya yang sering dilakukan razia di Kecamatan Kendal. “Semua lokasi kami pantau terus. Kalau sudah menelan korban seperti ini, tentu sudah tidak bisa dibiarkan lagi,” tandasnya. (radarmadiun)